Selasa, 07 Januari 2014
Posted by Unknown on 02.22 with No comments
Pemerintah Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan bahwa sekitar setengah dari bahan bakar nuklir yang digunakan untuk reaktor nuklir Amerika merupakan daur ulang dari hulu ledak nuklir Rusia. Sejak akhir 1990-an, sekitar 10 persen listrik yang dihasilkan di Amerika berasal dari pembangkit listrik yang menggunakan sumber bahan bakar nuklir Rusia.
Ini merupakan hasil dari suksesnya upaya perlucutan senjata nuklir sejak Perang Dingin berakhir. Merupakan upaya bersama Amerika Serikat, Rusia, dan negera-negara penerus Uni Soviet guna mengumpulkan kembali, mengamankan atau menghancurkan ribuan senjata nuklir yang pernah dimiliki Uni Soviet dan Amerika sebagai senjata pemusnah massal. Secara khusus, senjata nuklir kecil (artileri) dari kedua negara tidak pernah jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab.
Pada akhir 1990-an, Rusia melaporkan bahwa mereka telah membongkar semua hulu ledak nuklir pada roket dan amunisi artileri. Sekitar 20.000 hulu ledak nuklir Soviet telah dibongkar di bawah perjanjian ini. AS kemudian membeli sebagain besar hulu ledak nuklir tersebut untuk kemudian diproses kembali (diluted) ke pembangkit listrik. Terakhir Rusia mengirimkan 500 ton bahan nuklir ini ke Amerika Serikat.
Semua ini dilakukan atas perjanjian tahun 1990 antara Amerika Serikat dan Rusia untuk membeberkan semua senjata nuklir Soviet dan membongkar sebagian besar dari senjata-senjata nuklir tersebut. AS menyediakan dana dan bantuan teknis, namun pekerjaan tetap dilakukan para ahli dan diplomat Rusia. Belarus, Kazakhstan, dan Ukraina (ketiganya pecahan Uni Soviet) mewarisi senjata nuklir ketika Uni Soviet bubar pada tahun 1991. Kepemilikan ini berdasarkan perjanjian "bubar" yang menyebutkan bahwa apapun aset milik Uni Soviet yang berada di 14 negara baru adalah milik negara baru tersebut. Dengan dibantu secara keuangan dan diplomatik dari negara-negara Barat, Rusia kemudian membeli nuklir dari 3 negara itu untuk dibongkar.
Rusia bergerak cepat dalam menyingkirkan hulu ledak nuklir kecil mereka karena khawatir jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab yang notabene ini merupakan senjata-senjata ideal untuk kelompok-kelompok tempur kecil. AS sendiri butuh waktu 3 tahun untuk menyingkirkan nuklir-nuklir kecilnya, karena jumlahnya memang lebih banyak dari Soviet. Sejak awal 1970-an, Amerika Serikat memiliki lebih dari 7.000 hulu ledak nuklir yang disimpan di Eropa, sebagian besar merupakan hulu ledak dari amunisi artileri kaliber 155 mm. Tugas ini terakhir diselesaikan AS pada tahun 2003.
"Pada 1990, para pejabat Rusia mengakui bahwa uranium seberat 3-5 kilogram yang sudah diperkaya dan sekitar 100 gram senjata kelas plutonium telah dicuri dari fasilitas nuklir mereka."
Sementara itu, Rusia masih banyak memiliki yang lain, problem unik Rusia. Mereka memiliki banyak (ton) bahan radiokatif lainnya yang beredar, sebagian besar dalam digunakan untuk listrik dan sebagian besar lainnya digunakan untuk keperluan medis dan industri. Yang paling mengkhawatirkan adalah ratusan Radiothermal Generators (RTGs) yang dibangun di pelosok-pelosok negeri selama era Uni Soviet. RTGs juga ditemukan pada beberapa satelit ruang angkasa, menggunakan bahan radioaktif untuk menghasilkan panas dan listrik, untuk rambu radio dan repeater sinyal di daerah terpencil. Pada awal 1990-an, Rusia bahkan tidak meyakini lokasi penempatan beberapa RTGs mereka, yang akhirnya kemudian beberapa ditemukan oleh sipil. Akhirnya semua RTGs ditemukan dan dibongkar.
Ada satu masalah lagi. Pada 1990, para pejabat Rusia mengakui bahwa uranium seberat 3-5 kilogram yang sudah diperkaya dan sekitar 100 gram senjata kelas plutonium telah dicuri dari fasilitas nuklir mereka. Beberapa kemudian ditemukan, dalam jumlah sedikit, di Eropa Barat, Turki, dan di Rusia yang sebagai pencurinya sendiri untuk dijual kembali. Rusia mengatakan bahwa jumlah kehilangan tersebut belum cukup untuk membuat bom.
Dalam dua dekade terakhir, material radioaktif yang diselundupkan keluar dari Rusia berada dalam jumlah kecil dan biasanya merupakan bahan baku tingkat rendah yang tidak cocok untuk dibuat bom. Kebanyakan nuklir Rusia telah dibongkar dan material nuklir mereka diubah menjadi bahan bakar pembangkit listrik. Senjata-senjata nuklir yang tersisa saat ini berada di bawah keamanan yang sangat ketat dan ilmuwan-ilmuwan nuklir Rusia diberikan karir dan insentif keuangan untuk agar tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.
ref : artileri.org
Categories: berita, internasional
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar